banner 728x250

Psalmen Padang Kunjungi Pajak Sore Siatas Tekankan Pasar Ruang Dialog Lintas Budaya Dan Agama

  • Bagikan
banner 468x60

Kab Pakpak Bharat, iKoneksi.com — Tangis dan keluhan para pedagang di Pajak Sore Siatas, Kabupaten Pakpak Bharat, pecah ketika seorang pendeta dari luar daerah datang berkunjung. Bukan seorang pejabat atau politisi, melainkan Pendeta Psalmen Padang dari GKPPD Kota Pematangsiantar yang mendengarkan langsung jeritan hati mereka, Ahad (22/6/2025).

Kunjungan ini menjadi sorotan karena menggambarkan kontras tajam antara kehadiran tokoh agama yang bersedia turun ke pasar, dibandingkan absennya perhatian pemerintah daerah yang sudah berulang kali dijanjikan namun tak kunjung terealisasi.

Pedagang Curhat Soal Infrastruktur dan Harga Pasar

Dalam pantauan langsung jurnalis iKoneksi.com, para pedagang satu per satu menyampaikan keluhan. Bahkan, sebagian di antaranya tak kuasa menahan tangis. Keluhan mereka tidak hanya soal infrastruktur pasar yang terbengkalai selama bertahun-tahun, tetapi juga fluktuasi harga komoditas yang menyesakkan napas.

Salah satu pedagang, Meiman, mengungkapkan selama lebih dari dua tahun, kondisi pasar tidak berubah. Ia menyebut janji-janji perbaikan pasar yang pernah disampaikan bupati dan pemerintah pusat hanya sebatas wacana tanpa tindakan nyata.

“Kami ini pedagang sudah berulang kali meminta perbaikan, tapi tak ada tindakan. Bahkan saya sampai berpikir, apakah bupati kita masih menjalankan fungsinya? Dari dulu bupatinya sama, tapi pasar tetap seperti ini,” katanya dengan nada kecewa.

Meiman juga menyoroti naiknya harga cabai, bawang merah, dan bawang putih yang tidak sebanding dengan penghasilan para pedagang. Sebaliknya, harga singkong yang menjadi salah satu komoditas utama justru anjlok tajam meski pemerintah pusat sebelumnya pernah melarang impor dari luar negeri.

Tokoh Agama Hadir, Pemerintah Tak Terlihat

Kehadiran Pendeta Psalmen Padang di tengah pedagang dianggap sebagai angin segar. Meski tidak membawa bantuan materi, kehadirannya yang mau mendengarkan langsung keluhan rakyat kecil memberikan semangat moral yang sangat berarti.

“Saya sangat senang melihat ada pendeta seperti Pak Psalmen yang mau hadir dan mendengar kami. Tidak seperti pejabat yang hanya janji-janji, beliau datang dan peduli. Bahkan saya rasa beliau lebih layak jadi wakil rakyat,” kata Meiman.

Pasar Jadi Ruang Dialog Sosial

Menanggapi curahan hati para pedagang, Pendeta Psalmen menyampaikan pandangannya pasar bukan hanya ruang ekonomi, tetapi juga ruang sosial yang penting untuk merawat keharmonisan antarumat dan antarkelompok.

“Pasar ini harus kita jaga. Bukan hanya tempat jual beli, tapi ruang dialog sosial, budaya, dan agama. Kalau kita rawat bersama, akan tercipta harmoni di tengah masyarakat,” jelasnya.

Pemerintah Harus Segera Bertindak

Kondisi Pajak Sore Siatas ditegaskan Pslmen kini jadi simbol kealpaan pemerintah terhadap kebutuhan dasar rakyat. Tidak adanya perbaikan infrastruktur pasar serta minimnya pengawasan terhadap harga komoditas membuat pedagang semakin terjepit.

“Kehadiran seorang pendeta ke pasar bukanlah hal yang biasa. Tapi mungkin itu yang diperlukan untuk menyentak kesadaran semua pihak warga lelah dengan janji, dan kini mereka menaruh harapan bukan lagi pada pejabat, tapi pada siapa saja yang benar-benar hadir dan mendengar,” pungkas Psalmen. (04/iKoneksi.com)

banner 325x300banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *