DPR Desak Pemerintah Penuhi Kebutuhan Guru di Papua

Papua, iKoneksi.com – Kurangnya tenaga pengajar di sekolah-sekolah Papua menjadi sorotan serius anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana. Dalam kunjungan kerjanya ke Jayapura pada Senin (9/12/2024), legislator dari Dapil Banten I ini mengungkapkan keprihatinannya terkait masalah ini. Ia meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret untuk memenuhi kebutuhan guru di tanah Papua demi menciptakan pemerataan pendidikan di wilayah yang kaya akan kekayaan alam namun tertinggal dalam hal pendidikan.

“Banyak sekolah-sekolah swasta di Papua justru kekurangan guru, begitu juga dengan sekolah-sekolah negeri. Ini jelas menjadi masalah besar, karena pendidikan adalah hak setiap anak, termasuk di Papua. Pemerintah harus segera melakukan rekrutmen tenaga pengajar yang cukup, dan yang paling penting adalah pemerataan distribusi tenaga pendidik di seluruh Papua,” kata Bonnie, usai melakukan Kunjungan Kerja Reses Komisi X DPR RI di Kantor Gubernur Jayapura, Selasa (10/1/2024).

Menurut Bonnie, salah satu tantangan besar yang dihadapi Papua adalah kondisi geografis yang sulit dijangkau. Wilayah Papua yang terdiri dari pegunungan dan lembah-lembah membuat akses pendidikan semakin terbatas, bahkan banyak daerah yang sama sekali tidak memiliki tenaga pengajar.

“Kondisi geografis Papua membuat distribusi tenaga pendidik sangat tidak merata. Ada daerah yang sama sekali tidak ada guru. Bagaimana anak-anak bisa mendapatkan pendidikan jika gurunya saja tidak ada di sana?” tegasnya.

Kondisi ini tentu sangat mempengaruhi kualitas pendidikan di Papua, yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya angka partisipasi pendidikan di wilayah tersebut. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia seharusnya memberikan perhatian lebih kepada Papua, sebagai bagian dari wilayah yang memiliki peran strategis, baik dalam pembangunan ekonomi, sosial, maupun budaya.

“Pendidikan di Papua tidak boleh dianggap sebagai masalah yang terpisah. Papua harus mendapatkan perhatian khusus. Jangan biarkan mereka tertinggal,” ujarnya.

Bonnie juga menekankan bahwa Papua bukan hanya sekadar dapur bagi Indonesia, tetapi merupakan wajah Indonesia yang dikenal oleh dunia internasional, khususnya di kawasan Pasifik. Oleh karena itu, menurutnya, semua sektor pembangunan, termasuk pendidikan, harus mendapat prioritas lebih.

“Papua harus diangkat dari ketertinggalannya, jangan sampai terus dipandang sebagai daerah yang hanya menjadi penyumbang sumber daya alam, tapi juga harus dipandang sebagai daerah yang memiliki potensi manusia yang luar biasa. Papua adalah wajah Indonesia di dunia internasional,” sebut Bonnie.

Terkait dengan langkah pemerintah, politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini mengusulkan agar pemerintah memberikan alokasi anggaran yang lebih besar untuk mendukung pendidikan di Papua. Salah satunya adalah meningkatkan alokasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi mahasiswa Papua, yang selama ini masih jauh dari kata cukup.

“KIP untuk mahasiswa Papua harus lebih banyak, karena mereka adalah generasi masa depan yang harus dipersiapkan dengan baik,” kata Bonnie.

Selain itu, ia juga mendorong pemerintah untuk meningkatkan jumlah rekrutmen guru-guru di Papua. Menurutnya, upaya ini adalah langkah yang sangat penting untuk mengatasi kekurangan tenaga pengajar yang sudah menjadi masalah kronis di wilayah tersebut.

“Pemerintah harus segera mengatasi masalah kekurangan guru di Papua dengan meningkatkan rekrutmen dan pemerataan penempatan guru di seluruh daerah, terutama yang terisolasi,” tekan Bonnie.

Bonnie berharap pemerintah tidak hanya melakukan upaya jangka pendek, seperti mengirimkan guru secara bertahap, tetapi juga merencanakan kebijakan yang lebih bersifat jangka panjang untuk memastikan kualitas pendidikan di Papua dapat berkembang dengan optimal. Dengan demikian, pendidikan di Papua dapat mencapai kualitas yang setara dengan daerah-daerah lain di Indonesia, sehingga membuka peluang yang lebih besar bagi anak-anak Papua untuk meraih cita-cita mereka.

“Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan Papua dapat memiliki tenaga pendidik yang cukup dan merata, sehingga pendidikan di wilayah ini tidak hanya berkembang tetapi juga dapat mencetak generasi muda yang siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” pungkas Bonnie. (04/iKoneksi.com)

Komentar