Aliansi Mahasiswa Cipayung USU: Desak Pembatalan Kenaikan UKT

Berita158 Dilihat

Medan, iKoneksi.com – Aliansi Mahasiswa Cipayung di Universitas Sumatera Utara melakukan aksi demo di depan Biro Rektor. Aksi ini dilakukan untuk menuntut penurunan uang kuliah tunggal yang yang baru-baru ini mengalami kenaikan yang signifikan. Dalam mendukung aksi ini, beberapa organisasi mahasiswa Cipayung di USU turut serta, seperti GMNI, PMKRI, PMII, KAMMI, dan beberapa organisasi mahasiswa lainnya.

Kenaikan uang kuliah ini dianggap sebagai langkah menuju komersialisasi pendidikan yang pada akhirnya akan membatasi kemampuan secara ekonomi bagi calon mahasiswa. Oleh karena itu, tuntutan ini tidak hanya ditujukan kepada pihak kampus, tetapi juga kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk merevisi Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024.

Tuntutan dalam aksi ini meliputi:

  1. Pencabutan SK Rektor No. 1194/Un5.1.R/Sk/Keu/2024 tentang Penetapan Tarif UKT dan IPI Mahasiswa Baru Program Studi Sarjana dan Diploma Jalur Masuk SNBT, SNBP, dan Mandiri di Universitas Sumatera Utara.
  2. Revisi Permendikbud No. 2 Tahun 2024.
  3. Transparansi dan akuntabilitas anggaran USU kepada mahasiswa.
  4. Pemerataan pembangunan fasilitas kampus di tingkat fakultas dan universitas.
  5. Penolakan politisasi dan intervensi rektorat terhadap gerakan mahasiswa serta penolakan kapitalisasi kampus.
  6. Kritik dan evaluasi terhadap program beasiswa yang tidak tepat sasaran.

Kenaikan uang kuliah yang signifikan terlihat pada beberapa fakultas, seperti Fakultas Kedokteran yang mengalami kenaikan hingga Rp 20 Juta, Fakultas Teknik yang mengalami kenaikan hingga Rp 8,2 Juta, dan Fakultas Kedokteran Gigi yang mengalami kenaikan hingga Rp 17 Juta. Ini hanya mencakup sebagian kecil dari total enam belas fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara.

Diga Pinem, Koordinator Pimpinan Aksi, berpendapat bahwa kenaikan uang kuliah ini masih ditolak oleh sebagian besar mahasiswa, “Terutama bagi mahasiswa yang aktif dalam pergerakan,” katanya.

Menurutnya gerakan ini akan terus dilakukan hingga adanya penurunan uang kuliah dan pencabutan SK Rektor terkait kenaikan uang kuliah. Gerakan ini akan memperjuangkan calon mahasiswa yang perekonomiannya kurang baik untuk mengenyam pendidikan tinggi. Mimpi yang tinggi tidak boleh dikubur hanya karena kenaikan uang kuliah yang selangit. “Gerakan ini akan seperti gelindingan es yang semakin lama akan semakin membesar, hingga perjuangan dimenangkan” tutupnya.

Komentar